SILAMBAWIQRI
Perguruan Silambawiqri didirikan oleh Asyeikh KH. Drs. Ach. Fathoni Karim (Roisul Ma’had) pada tanggal 29 Agustus 1993 M / 12 Rabiul awal 1414 H, di kampung Palaton Jaura, Rangkasbitung. Jauh sebelum berdiri secara resmi sebagai perguruan silat, praktek kaderisasi Silambawiqri sudah berjalan sewaktu Asyeikh masih menempuh pendidikan di Ponpes Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Hingga kembali ke kota Rangkasbitung, anggota Silambawiqri semakin banyak dan terus bertambah dari tingkat pelajar, pemuda dan mahasiswa, sampai akhirnya dideklarasikan sebagai Perguruan Silat Tenaga dalam Batin Wiqoyah Riayah; Silambawiqri.
Untuk merealisasikan dan mengembangkan cita-cita perguruan Silambawiqri, maka menjadi keniscayaan untuk mendirikan 3 (tiga) buah lembaga yang menjadi pilar perguruan, yaitu :
1. Lembaga pelatihan Silat tenaga dalam bathin (Silamba) semisal sebuah Padepokan, atau seperti IPS NU Pagar Nusa.
2. Lembaga Pendidikan (Wiqoyah), seperti pondok pesantren dan madrasah atau perguruan tinggi.
3. Lembaga Organisasi (Riayah), semisal Nahdlatul Ulama (NU) dsb.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka Asyeikh beserta beberapa murid anggota PSWR hijrah dari Palaton ke Hutan Cisalam, yang kemudian diberi nama Kampung Sawah Salam sampai sekarang, untuk mendirikan Pondok Pesantren dan Madrasah yang diberi nama Fathurrobbaniy.
2. Yayasan Pondok Pesantren Fathurrobbaaniy (YPPF)
Seperti yang sudah di jelaskan di atas, Sistem pendidikan yang dikembangkan di yayasan Pondok Pesantren Fathurrobbaaniy adalah gabungan antara salafy murni dan pascamodern. Santri disamping mengikuti pengajian kitab kuning dengan metode halaqoh juga mendapat pola pendidikan classikal (Kelas) ciri khas modern. Dalam Penerapannya menggunakan sejumlah pendekatan kontemporer seperti Intelegency Quotient, Emotional Quotient, dan spirituality Quotient. Misalnya siswa diperbolehkan mengatur bentuk rupa kelas sesuai dengan rasa kenyamanan masing-masing. Siswa juga diberi keleluasaan mengatur administrasi kelas, dan kaderisasi SDM yang madiri dengan kegiatan pertanian serta JamSih. Melalui cara ini siswa memiliki peluang untuk mendapatkan perkembangan Emotional Quotient dan Sosial Comitment. Disamping itu siswa wajib mengikuti ekstrakurukuler Silat Tenaga dalam Batin Wiqoyah Riayah SILAMBAWIQRI, Pramuka, Muhadhoroh, Marching Band, Seni Budaya Hadroh, mading, dll. dan kegiatan Ektra Silambawiqri pada tahun 2005 menghasilkan Juara I (medali emas bagi santri putera) Pencaksilat dan Juara II (medali perak) untuk santri puteri pada kegiatan Pospenas di Medan.
Semenjak berdiri, YPP Fathurrobbaaniy cuma memiliki santri 15 orang santri kemudian setelah tujuh tahun (2005) mengalami perkembangan sampai 230 orang. Jumlah alumni dari tahun 1999 (angkatan pertama) hingga sekarang, angkatan ke-13 tahun 2012 kurang lebih ada 521 orang yang telah tetrsebar di pelbagai Perguruan Tinggi.
Dalam rangka mensukseskan sistem pendidikan di pesantren Fathurrobbaniy, Seluruh Santri WAJIB mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) di dalam Kelas atau Masjid, mengikuti Pengajian, disiplin berbahasa Arab & Inggris, shalat berjama’ah, bergaya hidup Qona’ah dan Mandiri, serta mentaati segala peraturan yang ada di pesantren, baik yang mengikat, maupun yang tidak seperti bersikap akhlaki dalam ubudiyah maupun sosial. Santri Fathurrobbaniy dalam aktifitasnya mendapat bimbingan dan diasuh oleh 23 orang Guru pengajar dan 4 orang karyawan administrasi.
Demikian sejarah singkat YPP Fathurrobbaaniy, yang sebenarnya masih banyak fase-fase perubahan belum terilustrasi di sini, mudah-mudahan tulisan ini sedikit mewakili memberi gambaran umum tentang ponpes Fathurrobbaaniy kepada santri baru, umumnya seluruh elemen pondok yang ada untuk kembali memposisikan diri sebagai generasi Arrobbaaniy (kekasih Allah yang sempurna ilmu, iman, dan ketaqwaannya). Semoga.
------- SALAM PAGURON ------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar